Kenapa Bahasawan Dibuat?

Karena suka dengan bahasa, itu sudah.

Mungkin yang lebih tepatnya menggunakan kata dibangun. Kenapa Bahasawan.id dibangun? Secara teknis, Bahasawan ini adalah kombinasi beberapa komponen mesin yang saling berpadu agar bisa berjalan membentuk semacam forum bahasa.

Kalau pun dibuat, bagian yang dibuat adalah kategorisasi forum atau pembagian kategori-kategori topik dalam dunia bahasa. Porsi pekerjaan klasifikasi itu juga tidak besar. Malah yang besar adalah pekerjaan membangunnya, baik itu pembangunan pondasi awal, pembukaan Bahasawan, hingga perawatan untuk menjaga agar Bahasawan bisa terus hidup atau bertahan hidup.

Kenapa Membuat Bahasawan.id?

Kenapa mau capek-capek membuat forum bahasa? Kenapa mau menghabiskan banyak uang komunitas bahasa ini? Kenapa mau meluangkan dan memikirkan hal yang beginian?

  1. Karena cinta dengan bahasa, ilmu bahasa, dunia bahasa, dan bekerja dalam bidang bahasa, penerjemah Inggris Indonesia.
  2. Karena secara akademis memiliki latar belakang ilmu bahasa, sastra Inggris dan sempat merasakan ilmu linguistik bahasa Inggris.
  3. Karena kebetulan saat membangun memiliki waktu, tenaga, dan uang saat membangun bahasawan.
Buya Hamka: Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja (https://www.plukme.com/post/1523851386-agar-hidup-lebih-hidup)
Buya Hamka: Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja via plukme.com/post/1523851386-agar-hidup-lebih-hidup

Lalu untuk apa forum ini dibuat? Apa visi-misinya?

Minimal dibuat sebagai arsip pribadi terkait aneka informasi dunia bahasa. Entahlah, saat ini belum ada kepikiran redaksi visi-misi bahasawan. Pokoknya, mirip cita-cita luhur dalam salah satu butir Sumpah Pemuda 1928, Kami putra dan putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Atau mungkin saja bisa pakai, slogan

Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing

Bukankan saat ini sudah ada grup Facebook dan grup WhatsApp?

Konsepnya beda sekali. Setidaknya, komunikasi lebih terstruktur dan lebih rapi di Bahasawan. Belum lagi grup-grup tersebut secara tidak langsung menutup informasi yang mungkin bermanfaat bagi mereka yang sedang mencari informasi di mesin pencari. Meski hanya satu baris komentar, bisa jadi informasi itu dicari orang lain.

Dari mana biaya forum operasional didapat? Kantong pribadi. Bisa dilihat dalam tulisan sebelumnya, Awal Mula Bahasawan.id.

Apakah komunitas pecinta bahasa ini nanti akan menjadi bersifat materealis atau money oriented? Tidak, tidak, tidak. Tinggalkan bahasawan.id jika komunitas ini tidak ada manfaatnya.

Ide Bahasawan

Sekitar tiga atau empat tahun yang lalu, iseng mencari di Google soal forum online yang khusus membahas dunia bahasa. Untuk skala luar negeri sendiri, memang sudah ada beberapa forum dunia bahasa. Hanya pada saat itu yang dilihat, beberapa forum-forum tersebut tidak begitu ramai. Sayangnya saat itu, tidak ditemukan forum atau komunitas daring yang fokus pada dunia bahasa di Indonesia.

Sebelumnya juga sudah aktif mengikuti diskusi soal dunia terjemahan, sebagai aktivitas sehari-hari, di grup Facebook. Sudah cukup lama, mungkin sudah hampir 5 tahun lebih aktif mengikuti pemberitahuan dari di sana.

Komunitas yang paling mendekati adalah researchgate. Sayangnya itu sedikit bersifat ekslusif. Perlu menggunakan surel khusus mahasiswa untuk mendaftar di sana. ‘Orang biasa’ tidak bisa mendaftar di sana.

Hingga saat itu, pikiran untuk membentuk komunitas yang benar-benar khusus mendedikasikan kepada dunia bahasa terus terpikirkan. Pikiran pada saat itu memang berniat membuat forum online, seperti forum kas*us.

Kok Namanya Bahasawan?

Tantangan pertama tentu adalah pencarian ilham nama komunitas itu sendiri. Rasanya ada 1 atau 3 bulan sebelum ide nama domain bahasawan terlintas. Sebelumnya jelas, nama linguistik, forumlinguistik, linguis terpikirkan pada saat itu, karena saya sendiri berlatar belakang linguistik, tepatnya sastra dan linguistik bahasa Inggris. Begitu terpikirkan, malam itu juga nama domain ini diperiksa ketersediaanya. Waktu itu domain .ID belum populer seperti sekarang.

Lalu sekitar 2 tahun yang lalu, domain berekstensi akhir Indonesia (.ID) mulai populer diperkenalkan pemerintah Indonesia. Begitu ada kesempatan dan uang, disewalah bahasawan.id. Waktu itu awalnya hanya 10 ribu di tahun pertama beserta salinan KTP asli, lalu 500 ribu untuk perpanjangan tahun-tahun berikutnya. Harganya memang seram sekali waktu itu. Modal nekat, sambil berharap di tahun kedua domain bahasawan.id bisa tetap dipertahankan.

Angin segar datang dari pemerintah tidak lama setelah itu, khususnya untuk domain .ID. Akhirnya perpanjangan sewa bahasawan.id hanya sekitar 250 ribu per tahunnya.

Kenapa Namanya Harus Bahasawan.id?

Jawaban sederhananya, karena hanya itu yang terpikirkan saat mata ini akan terpejam untuk nama komunitas untuk mereka yang bergelut, berkarya atau berprofesi di dunia bahasa. Memang sulit memilih satu dari sekian nama yang ada dan yang tersedia. Pilihan itu ada banyak, namun hanya bisa memilih satu saja.

Lagi pula, pemilihan alamat forum bahasa ini adalah langkah pertama dari puluhan langkah yang harus dilalui saat memutuskan berdedikasi untuk dunia bahasa daring. Setelah nama, selanjutnya menentukan mesin forum yang akan digunakan dan pada saat menulis ini akan masuk tahap memperkenalkan kepada dunia maya agar komunitas ini bisa diterima untuk mereka yang mencintai hal-hal yang berbau bahasa, setelah proses kategorisasi forum selesai.

Bukankah Sudah Ada Grup Facebook? Grup WhatsApp?

Saya sendiri tidak membenci media-media itu. Namun sayangnya, Grup Facebook, Grup Whatsapp, atau grup lain yang bersifat tertutup telah menciptakan dunia ketiga. Semua informasi atau karya sastra seperti puisi, cerpen, di dalam grup-grup tersebut tidak bisa diindeks oleh Google. Dunia maya sendiri adalah dunia kedua setelah dunia nyata atau dunia pertama. Lalu begitu ilmu pengetahuan dan informasi itu tertutup, maka tercipta dunia ketiga yang nya bisa diakses dan dinikmati oleh beberapa orang dan waktu tertentu saja.

Sayang sekali jika ada puisi, lelucon, cerita fiksi yang bagus-bagus hanya dinikmati oleh grup yang tertutup saja. Lalu karya baik itu tenggelam begitu saja seiiring kemunculan karya-karya lain. Lebih disayangkan lagi, karya itu tidak dikenali di mesin pencari seperti Google. Bukankah itu sama saja mengurung informasi dan menutupi ilmu pengetahuan?

Apa tujuan komunitas ini?

Hingga saat ini, belum ada nama/slogan/logo/moto dsb. yang resmi terkait bahasawan.id. Yang ada hanya nama domain, bahasawan.id. Sementara ini disebut sebagai “komunitas” saja, “forum” rasanya terlalu wah. Sedangkan grup, rasanya terlalu kecil.

Tujuannya:

  1. Menghimpun karya-karya sastra tulisan agar bisa dinikmati banyak orang
  2. Mendokumentasikan secara daring karya sastra yang dibuat anggota komunitas
  3. Membantu teman-teman yang sedang belajar. Bahasa kerennya, saling asah, saling asuh, saling asih.
  4. Menyelamatkan bahasa daerah yang terancam punah
  5. Mendokumentasikan bentuk dan ragam tulis ribuan bahasa-bahasa daerah di Indonesia sebagai salah satu kekayaan negeri tercinta ini
  6. Tempat ‘nongkrong’ mereka yang begelut dengan dunia bahasa, baik secara karya, keilmuan, profesi, dsb.
  7. Setidaknya bisa memunculkan kesadaran kalau salah keitik itu bisa memunculkan penafsiran yang berbeda. Apalagi salah ucap.

Apakah komunitas ini akan memperkaya Anda?

Sulit memang menjawab ini, mungkin saja pertanyaan ini akan muncul. Jawabannya tergantung dari sudut pandang mana dan seberapa bijak kita menilai sesuatu dalam hidup ini.

Waktu zaman SMA/SMU dulu, masih ada kelas BAHASA, IPA, dan IPS. Hingga 3 tahun setelah lulus program wajib belajar 12 tahun, kelas BAHASA ini dibubarkan alias ditutup. Entah karena peminatnya berkurang, tidak ada, atau memang kebijakannya begitu, tapi hal ini seolah-olah menggambarkan “Apa pentingnya belajar ilmu bahasa?

Jika berhasil, maka keberhasilan itu telah melalui proses panjang dalam membangun komunitas yang mungkin bagi masyarakat umum komunitas ini mungkin ‘komunitas yang tidak penting’.

Jika hitung-hitungan secara materi, ketika bahasawan.id dibuka total nilai uang yang dikeluarkan bagi saya sudah besar sekali. Bagi sebagian orang mungkin hanya secuil saja. Mungkin sudah lebih 500 ribu uang dikeluarkan untuk urusan menjaga domain saja. Belum lagi dengan waktu yang sudah dihabiskan selama 3 tahun belakangan ini dan pikiran yang tersita untuk mengonsep dan melahirkan komunitas ini. Selanjutnya, uang 134 ribu per bulan atau USD $10 sudah wajib dikeluarkan setiap bulan dari kantong pribadi. Termasuk biaya perpanjangan domain tahunan. Jika tidak sanggup membayar itu, bisa dipastikan rencana ini gagal, 3 tahun sia-sia.

Mungkin kata-kata ‘berhasil’ itu keluar 1 atau 2 tahun lagi. Paling cepat, jika ada keajaiban, mungkin 6 bulan dari tulisan ini dibuat. Jika gagal, bahasawan.id ini akan menjadi pelengkap sampah-sampah digital yang setiap waktu selalu saja dihasilkan di dunia virtual.

Jika penjelasan soal ‘uang’ di atas kurang bisa memuaskan, mungkin sebaiknya tidak perlu menggunakan Facebook, menghapus semua foto di Instagram, jangan menggunakan Whatsapp, atau jangan sampai memiliki surel atau email.

Rencana Ke depan

Tulisan ini dibuat sudah melalui proses kontemplasi yang cukup panjang dengan keberanian ekstra. Tiga tahun rasanya cukup untuk merenungi hal ini. Termasuk juga pertimbangan pemilihan mesin forum yang gratis atau berbayar, penggodokan rancangan struktur kategori topik forum dan proses-proses lainnya yang dilakukan secara tahap demi tahap pembelajaran.

Rencana yang paling dekat saat ini adalah menggodok ulang struktur forum hingga ditemukan formula yang tepat demi mempersatukan mereka-mereka yang sangat perhatian dengan bidang bahasa. Sampai tulisan ini dibuat, sudah ada 10 orang lebih yang dimintai masukan kategori-kategori topik bahasan. Sesuai dugaan, pertanyaan apa visi dan misi bahasawan ini diajukan. Masukan-masukan ini datang dari teman-teman yang memang bergelut di dunia bahasa, baik secara praktis dan akademis.

Begitu kategori pembahasan berhasil diformulasikan, maka tahapan selanjutnya adalah ‘marketing’. Kegiatan ‘pemasaran’ dilakukan saat urusan pengaturan administrasi forum sudah siap jalan. Estimasi waktunya tidak ada. Selama masih kuat membayar tagihan mesin VPS 10 dolar per bulan, maka rencana ini akan terus berjalan.

Butuh Masukan

Saat ini dibuat, masukan soal rancangan kategori-kategori topik bahasan sangat dibutuhkan sekali. Alasannya, jika forum ini sudah mulai diperkenalkan dan mulai berjalan, saya sebagai administrator dan moderator tunggal saat ini tidak berani mengotak-atik pengaturan atau setting mesin forum ini. Khawatir jika terjadi eror maka takut tidak bisa di-undo atau dikembalikan. Lebih-lebih hal itu pasti akan menyita waktu dan pikiran. Tentu efeknya akan fatal sekali terhadap kenyamanan para pengguna atau anggota forum ini.

Spesifikasi Forum
  • Keanggotaan: Gratis
  • Tingkat Keanggotaan : 3 tingkatan
  • Fokus Diskusi: Bahasa, Karya Sastra, Ilmu Bahasa, Profesi Dunia Bahasa, Bahasa Daerah, Bahasa Asing, Belajar Bahasa, Tanya-Jawab, dsb.
  • Mesin Forum: discourse.org
    • 100% Open source (Gratis)
    • Ruby on Rails, Ember.js, PostgreSQL, Redis
    • Min. 1 GB RAM
    • Docker
    • GNU General Public License Version 2.0
  • VPS/Hosting: digitaloceaan
    • Minimal $10 USD per bulan, Prosesor 1 Inti, 30GB SSD Disk
    • Singapura
    • Ubuntu 16.04 LTS
  • Mail Server: Mailgun
    • Gratis hingga 10 ribu surel pengiriman tiap bulan
  • Domain: qwords
    • 250 ribu per tahun
  • Administrator: @ridha

Gambar: Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja: Buya Hamka via plukme.com/post/1523851386-agar-hidup-lebih-hidup (25 Okt 2018)